Jumat, 15 September 2017

FREE ONGKIR!! WA 0823-3159-1694, Buku Edukasi

Buku Edukasi Anak, Buku Edukasi Bayi, Buku Edukatif, Buku Edukasi Anak Balita, Buku Edukasi Anak 2 Tahun, Buku Edukasi Untuk Bayi, Buku Cerita Edukasi Anak, Buku Edukasi Elektronik, Buku Game Edukasi, Buku Game Edukasi Terbaik Untuk Anak, Buku Tentang Game Edukasi, Harga Buku Edukasi Anak, Jual Buku Edukasi Anak, Jual Buku Edukasi Balita, Jual Buku Edukasi, Jual Buku Edukasi Untuk Balita, Buku Edukasi Mizan, Buku Edukasi Anak Muslim, Reseller Buku Edukasi, Buku Edukasi Tk,



Buku Tentang Edukasi, Buku Edukasi Anak Tk, Buku Edukasi Untuk Anak 2 Tahun, Buku Edukasi Untuk Anak 3 Tahun, Buku Edukasi Untuk Balita, Buku Anak Mainan Edukasi, Jual Buku Edukasi Balita, Buku Edukasi My Magic Reading Pen, Buku Edukasi Anak 1 Tahun, Cover Buku Edukasi,


Jual Buku Edukasi Anak Free Ongkir Seluruh Indonesia 
Ibu Hanur Siradjie
WA 082331591694
www.bookadvisormds.com

Rabu, 29 Maret 2017

Montessori Homeschooling, [27.03.17 18:57]
_#2 Materi Kulwap_
 *Montessori Homeschooling*
*Jumat, 17 Februari 2017 PKL 20.00 WIB - Selesai*

Ada banyak model gaya belajar yang berbeda yang dikenal dalam bidang pendidikan. Yang paling banyak digunakan adalah gaya belajar VAK Model, yang dikembangkan pada tahun 1987 oleh Neil Fleming , seorang pengajar di SMA dan universitas di Selandia Baru . VAK merupakan kependekan dari tiga gaya belajar : visual, auditory, dan kinestetik.

*Gaya Belajar Visual*
Orang dengan gaya belajar visual menyerap informasi dengan melihat hal yang ada di depan mereka dan menyimpan gambar di otak mereka. Mereka sering menikmati membaca,
memiliki tulisan tangan yang bagus,
Sangat detail-oriented ,teratur,
Memiliki kesadaran yang tajam warna dan bentuk .

*Gaya Belajar Auditori*

Dalam type ini Mereka belajar lebih baik dengan mendengar dan berbicara.
Sering berbicara lebih dari rata-rata orang,
Menyimak dan  mendengar cerita,
Biasanya unggul dalam musik atau seni pertunjukan.

*Gaya Belajar Kinestetik*

Gaya belajar kinestetik belajar lebih baik dengan bergerak dan menyentuh benda-benda secara langsung.
Mereka ingin menjelajahi alam bebas, sering sangat lincah, mungkin unggul dalam atletik dan seni pertunjukan, dan biasanya mengekspresikan perasaan mereka secara fisik, seperti dengan memeluk dan memukul.

Mereka mungkin merasa sulit untuk duduk diam untuk jangka waktu yang lama dan  mengalami kesulitan untuk membaca dan mengeja. Mereka sering dianggap “sulit” dan salah didiagnosis dengan ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Dalam beberapa tahun terakhir, banyak pengajar telah menerima bahwa mereka hanya belajar dengan cara berbeda dan mendesak pendidik untuk mempertimbangkan kegiatan belajar yang lebih kinestetik.

Setiap Mahluk apalagi seorang anak adalah Anugerah dan Amanah yang diberikan oleh Allah SWT. Yang mana kelak kita semua dimintai pertanggung jawaban. Dan setiap anak dilahirkan dengan sempurna .

Seperti dalam Firman Nya ..
"Sesuatu yang engkau anggap baik itu belum tentu baik menurut Allah, namun sesuatu yang kau anggap buruk bisa jadi itulah yang Allah hadiahkan untukmu".

Apapun kondisi anak kita merekalah motivator terbaik kita, guru kecil kita, ladang amal kita dalam menuai pahala.

Setiap anak dilahirkan dengan fitrahnya masing-masing, orang tuanya lah yang menjadikan dia muslim atau Majusi.

Peluk hangat untuk anak Ayah Bunda dirumah.

HS
#Materi1
Menerapkan Metode Montessori Sehari-hari

Apa itu Montessori?

Metode Montessori pertama kali dikenalkan oleh Maria Montessori pada 1907. Maria Montessori adalah perempuan pertama yang menjadi dokter, dari pekerjaannya tersebut ia meyakini bahwa semua anak dilahirkan dengan potensi luar biasa, potensi ini hanya akan berkembang jika orang dewasa yang mengasuhnya memberikan stimulasi yang tepat di tahun-tahun pertama kehidupannya.

Pernah tidak terpikir bagaimana terkejutnya anak anak melihat piring yang besar? Gelas yang beras?
Apakah mereka frustasi? Iya
Itu sebabnya mereka suka mainan, alat alat masak yang kecil dsb

Menurut ajaran Montessori, anak memiliki masa-masa peka / sensitif sejak lahir hingga usia 6 tahun. Kita sebagai orangtua harusnya bisa menyadari dan memanfaatkan masa peka anak ini dengan sebaik-baiknya namun sebaliknya masih banyak sekali orang tua yang belum peka dan mereka tidak menyadari. Masa ini tidak akan pernah terulang kedua kalinya..Saya berharap orang tua yang ada digroup ini tidak begitu yaa..Itu sebabnya kulwap ini saya buka.

Kita para orang tua sejatinya adalah manusia pembelajar..

Adapun masa keemasan itu menurut Maria Montessori dibagi menjadi beberapa bagian:

Gerakan, sejak lahir hingga 1 tahun.
Saat ini anak belajar meraih, menyentuh, memutar, menyeimbangkan diri, merangkak, dan berjalan.

Bahasa, sejak lahir hingga 6 tahun. Diawali dengan celotehan dan suara-suara,lalu berkembang jadi kata, frasa lalu kalimat.Benda kecil, usia 1 hingga 4 tahun. Tahap ini anak akan menyukai benda-benda kecil/detail karena koordinasi mata dan tangannya sudah lebih akurat.

Keteraturan, Usia 2 hingga 4 tahun. Di sini anak mulai mencintai rutinitas dan keinginan akan konsistensi dan pengulangan.

Musik, usia 2 higga 6 tahun. Jika anak terbiasa mendengar musik, di tahap inilah anak secara spontan akan tertarik pada perkembangan nada, ritme, dan melodi.

Masalah toilet, usia 18 bulan hingga 3 tahun. Usia ini sistem saraf berkembang lebih baik dan terintegrasi, hingga toilet training bisa dilakukan di rentang usia ini.

Keramahan dan sopan santun, usia 2 hingga 6 tahun. Anak-anak adalah peniru ulung, mereka suka meniru sopan santun dan hal ini akan membentuk karakter kepribadian di masa depannya.

Indra, usia 2 hingga 6 tahun. Indra manusia dimulai sejak lahir, tapi dari usia 2 tahun anak sudah bisa takjub dengan pengalaman indranya sendiri (rasa, suara, sentuhan, dan bau).

Menulis, usia 3 hingga 4 tahun. Montessori meyakini bahwa kemampuan menulis muncul lebih dulu daripada membaca yang diawali dengan usaha meniru huruf atau angka.

Membaca, usia 3 hingga 5 tahun. Montessori melihat bahwa anak-anak menunjukkan ketertarikan spontan pada simbol dan suara yang mereka hasilkan.

Hubungan ruang, usia 4 hingga 6 tahun. Di usia ini biasanya anak tertarik dengan puzzle atau Lego.

Matematika, usia 4 hingga 6 tahun. Rentang usia ini anak dalam masa peka terhadap jumlah dan angka.

Dari pemaparan diatas hendaknya juga didukung oleh ruang atau rumah yang ramah anak. Artinya anak anak juga butuh ruang yang kongkret dimana kamar tidur, ruang makan, ruang tamu, ruang bermain dsb idealnya demikian.

Mari para Ayah dan bunda sekalian jika hal diatas sudah ada dan para orang tua disini merasa ada dalam fase itu..Maka Group kulwap ini cocok untuk Ayah Bunda. Namun jika tidak maka mari kita bersama-sama belajar dan mewujudkan suasana belajar Long life learning education bagi mereka. Mereka cinta belajar sepanjang hayat.

Disusun oleh

Hanur Siradjie

Sumber belajar: mommiesdaily


Minggu, 05 Februari 2017

 5 Hal Yang Harus Diketahui Oleh Anak
Tahun lalu tepatnya hari Sabtu tanggal 6 Agustus 2016, saya menghadiri sebuah seminar parenting bertema #cerdaskananakbangsa karena mendapatkan info tersebut dari salah seorang teman yang juga concern didunia anak-anak. Disela acara saya pun berkenalan dengan teman sebaris tempat duduk sebagai sesama peserta dan kamipun bercakap cakap asyik.
Apa sih yang dibicarakan ibu-ibu kalau bukan soal anak. Ya, Ya pastilah tentang kelucuan mereka, kejailan mereka dan lain-lainnya. Materi pun berlangsung serius dan saya menyimaknya satu persatu, slide demi slide saya pahami karena di satu materi tersebut ada yang sangat mengena dihati saya yakni tentang perkembangan otak anak usia 0 bulan hingga usia dewasa. Sayapun memberanikan diri untuk bertanya di sesi tanya jawab dengan nara sumbernya.
yang menarik dalam hal ini tak hanya disesi tanya jawab dengan nara sumber namun pembicaraan saya dengan teman sebelah tempat duduk saya kala itu. Dia bercerita pada suatu tugas kerja selama 2 minggu, kenalan saya ini seorang PNS dikota kecil di Jawa Timur dia bercerita bahwa dia memasukkan anaknya ke Tempat Penitipan Anak, dan untuk pertama kalinya, apa yang dibicarakan para ibu ketika bertemu di sekolah atau TPA (tempat penitipan anak)? kebanyakan tentang kemampuan anaknya, terutama membaca-menulis (mengingat pertanyaan pertama yang diajukan adalah: anak bunda sudah bisa menulis-membaca? uuuppps!) dan bla bla bla anak saya perempuan, berumur 4 tahun, belum bisa membaca dan menulis (karena memang belum saya ajarkan, ).
Sayapun demikian putri saya baru berumur 28 bulan atau 2,5th belum bisa menulis, membaca ..hihihi upsss salah lagi . "Dia memiliki rasa ingin tahu terhadap huruf, angka dan kata-kata, gambar dari tanda-tanda yang ia lihat, buku-buku yang saya bacakan padanya sebagai nutrisi otaknya. Itu yang akhirnya membuat saya makin senang jualan buku anak dan membantu para orangtua menemani anaknya membaca, dan saya rasa itu cukup.., walaupun saya terkadang jadi ikut-ikutan galau dan terbesit untuk ingin 'memaksa' ia belajar membaca dan menulis bukan membaca menulis. Pada dasarnya bukan masalah mengajari dia membaca dan menulis saja namun bagaimana menumbuhkan minatnya pada buku yang akan dia baca sekarang ataupun kelak.
Nah menurut saya, beberapa hal mendasar yang harus diketahui olah anak usia dini apalagi diusia anak teman saya dan anak saya sendiri bahwa pertama, seorang anak harusnya mengetahui bahwa dia dicintai tanpa syarat apapun, mutlak tanpa syarat ya bunda bahwa dia begitu spesial karena setiap anak dilahirkan unik dan istimewa -hingga ayah dan bunda akan memeluknya kapanpun, dimanapun, dengan alasan apapun atau bahkan tanpa alasan... bahwa dia adalah prioritas utama bagi ayah-bunda...(high priority).
Kedua, seorang anak harusnya mengetahui bagaimana harus mengkomunikasikan keinginan dan pendapatnya pada orang lain, dan bahwa dia didengar...(benar-benar didengar) oleh orang tuanya. Namun terkadang Gadget kita adalah prioritas utama ..xixixixi ngelless yaachh, ayoo ngaku siapa itu..?
Ketiga, seorang anak seharusnya mengetahui rasa aman dan bagaimana cara membuat dirinya merasa aman di tempat dan situasi yang berbeda atau bahkan ketika dia (anak kita) sedang bertemu dengan orang lain bisa saudara atau kerabat kita. Dimanapun dia berada maka dia harus sangat merasakan nyaman dan aman.
Keempat, seorang anak harusnya mengetahui bahwa tidak apa-apa untuk menjadi dirinya sendiri dalam menjelajahi dunianya, mencoba hal baru, berbuat kesalahan, bersikap lucu, dan dia bukan mewakili siapapun termasuk ibunya dan ini salah satu hal yang tersulit.
Kelima, seorang anak harusnya mengetahui bagaimana menjadi bahagia, bahwa hidup ini menyenangkan dan indah, dan dia bisa menemukan kesukaannya dan menikmati berbagai macam kegiatan dengan ayah bundaya... dan percayalah ayah bunda dengan mengetahui kelima hal tersebut, akan menguatkannya kelak menjadi seorang pembelajar seumur hidupnya.

Love you all  

Hanur Siradjie


Bingung Memulai Homeschooling untuk Anak?
Temukan Solusinya disini!
Apakah seorang Ibu tidak bisa memberikan pembelajaran dirumah bagi anaknya?
Apakah seorang Ibu tidak bisa melaksanakan Homeschooling untuk anaknya?
Jawabannya BISA, siapapun kita, apapun profesi kita. Semuanya bisa melaksanakan Homeschooling untuk anak-anaknya.
Di zaman serba cepat ini banyak orang tua yang menginginkan anaknya sukses secara instan.
Bener nggak? Hayo ngaku ahh ! Bukan saya yaa #ngaku.
Akibatnya, anak-anak dipaksa untuk belajar secepat kilat,
diharuskan melakukan sesuatu yang belum tentu sejalan dengan perkembangan daya motorik, sensorik, serta lingkungan dan mental mereka. Serem yaa Bunda?.
Nah, jika dilihat dalam waktu jangka pendek aturan untuk mengajarkan anak cepat pintar mungkin bisa dibilang atau dianggap sudah sukses.
Namun Bunda jika kita melihatnya lagi dalam waktu jangka panjang,
banyak anak yang akhirnya Cuma pintar dipermukaannya saja tetapi mereka tidak mengerti makna belajar yang mereka lakukan, lebih serem khan?.
Pemaksaan kita sebagai orang tua terhadap aktivitas yang tidak sesuai umur mereka juga bisa loh mengakibatkan stress pada anak.
Bahkan nantinya akan bikin anak malas untuk belajar dan bahkan punya sikap apatis atau susah bersosialisasi dengan lingkungan disekitarnya , kalau yang ini sudah dalam taraf genting nih.
Seperti yang kita ketahui bahwa anak memiliki rasa ingin tahu yang besar pada lingkungan dan benda-benda disekitarnya.
Lalu jika rasa ingin tahu ini tidak kita dukung, maka lama-kelamaan ia akan menghilang dengan sendirinya.. baru dech kitanya nangis Bombay kalau udah kayak gitu.
Disinilah waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat memulai untuk memberikan asupan wawasan yang sesuai dengan umur mereka lengkap dengan penjelasan yang mudah mereka pahami.
Tidak hanya itu saja yaa Bunda, kita juga bisa memancingnya untuk bertanya lebih jauh lagi.
Jadi bukan sekedar menjejalkan ilmu yang harus mereka hafalkan.
Cara tersebut itulah yang bisa kita namakan Homeschooling.
Homeschooling itu sendiri adalah suatu gaya hidup pendidikan yang berlangsung terpisah dari sekolah formal negeri atau swasta, dan orangtua menjadi pengajar anak-anak.
Pelaksanaan homeschooling berarti menghilangkan tekanan belajar, nilai, dan ranking yang ditimbulkan oleh sekolah.
Lalu kapan kita bisa memulainya?
Idealnya jika kita ingin memulai Homeschooling bisa di kisaran umur anak sudah menginjak 2 th.
Seorang anak akan menggunakan tujuh tahun pertama hidupnya untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
Oleh sebab itu diusia tersebut salah satu kegiatan yang harus kita dukung adalah kemampuan sensorik dan motoriknya, jadi bukan hal baru lagi jika anak diusia itu tidak bisa diam.
Jadi, memulai Homeschooling untuk anak bukan saja persoalan kita ini seorang ibu rumah tangga biasa namun seberapa besar cara kita sebagai seorang Ibu mewujudkannya dan setepat apa cara yang akan kita lakukan.
Bunda tidak usaha bingung untuk memulainya karena di internat terdapat banyak sumber belajar dan komunitas Homeschooling.
Sudah siap memulai Homeschooling untuk anak-anak kita?
Tunggu artikel berikutnya yachh!